Jumat, 03 Desember 2010

resensi

MAKALAH RESENSI
BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 8 :
1.      RESNU ARIS N                  (0902025051)
2.      SANDY RISDYANDY        (0902025054)
3.      IRWANSYAH                      (0902025041)
4.      SULASTRI  INDAH L        (0902025020 )
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN REGULER (A)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MULAWARWAN
                                               
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Kita panjatkan puji dan syukur kehadirat allah yang maha esa, karna atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyusun makalah ini.
Makalah resensi ini adalah makalah yang di susun oleh kelompok kami dalam rangka menyelesaikan tugas yang di berikan kepada kelompok kami dan kami mrngupayakan agar informasi yang ada di dalamnya dapat membantu mahasiswa dalam meresensi buku maupun novel.
Kami menyadari bahwa walupun kami sudah berusaha maksimal dalam menyusun dan menerbitkan makalah ini, tentunya pembuatan makalah ini masih perlu penyempurnaan. Untuk itu masih di perlukan ada koreksi dari berbagai pihak maupun dosen pengajar agar materi resensi ini bias sempurna.
Semoga makalah ini dapat di manfaatkan, kususnya bagi mahasiswa UNIVERSITAS MULAWARMAN dengan sebaik-baiknya.
SAMARINDA, MARET 2010
                                                                                                            KELOMPOK 8
                                                                                                                                      
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………...1
LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………….2
PENGERTIAN RESENSI…………………………………………………...……………………3
DASAR RESENSI………………………………………………………………………………..3
SASARAN RESENSI…………………………………………………………………………….4
NILAI BUKU……………………………………………………………………………………..5
UNSUR-UNSUR RESENSI………………………………………………………………………6
CONTOH RESENSI………………………………………………………………………………8
TUJUAN RESENSI……………………………………………………………………………...10
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………..12
PENDAHULUAN
Resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas sebuah buku. Tindakan meresensi buku dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas.
Apakah hanya buku yang bisa diresensi? Sebenarnya bidang garapan resensi cukup luas. Apabila diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu
(a) buku, baik fiksi maupun nonfiksi;
(b) pementasan seni, seperti film, sinetron, tari, drama, musik, atau kaset;
(c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni patung.
A.        LATAR BELAKANG Pada hakikatnya resensi buku hanya harus memberi penjelasan apa adanya terhadap suatu buku; baik kekurangan maupun kelebihannya. Di sana tidak ada embel-embel yang berbau iklan atau pesan sponsor. Karena itulah resensi buku yang baik hanya mengungkap apa yang dapat ditangkap oleh peresensi secara kritis terhadap keberadaan buku tersebut. Nah, bagaimana seorang penulis resensi dapat menjelaskan kekurangan dan kelebihan dari sebuah buku? Di sinilah letak perbedaan membaca dengan membaca! Membaca-nya seorang penikmat tentu berbeda dengan membaca-nya seorang pengamat. Seorang peresensi buku duduk pada posisi sebagai seorang pengamat. Seseorang akan mampu mengamati sebuah buku dengan baik apabila dirinya kaya akan pengetahuan, wawasan, daya kritis, serta memiliki kreativitas dan kebebasan berpikir. Kemudian untuk dapat menyatakan kekurangan dan kelebihan atau memberi penilaian terhadap sebuah buku yang selesai dibacanya, seorang peresensi tentu sebelumnya telah memiliki bekal atau modal kekayaan berupa pengetahuan dan wawasan yang diperolehnya dari banyak membaca dan melakukan pengamatan. Sebab untuk dapat melakukan timbangan (resensi) terhadap sebuah buku tentu saja diperlukan pembanding (buku-buku) serupa atau sejenis dengan yang sedang diresensi. Itulah sebabnya, seorang penulis resensi yang piawai adalah seorang pembaca yang baik. Ketika berhadapan dengan sebuah buku yang selesai dibaca, daya analisanya langsung mencari perbandingan kepada buku-buku serupa (sejenis) yang pernah dibaca sebelumnya. Di samping buku-buku sejenis sebagai pembanding, seorang peresensi yang baik dituntut memiliki pengetahuan yang luas kepada bacaan dari berbagai jenis disiplin ilmu yang lain. Oleh sebab itu, mutlak, seorang penulis resensi buku yang baik haruslah seorang pembaca yang baik pula.
B.        PENGERTIAN RESENSI Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Seorang penulis pertimbangan buku bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu-tidaknya suatu hasil karya seni. Bila pertimbangan yang diberikan itu tetap memperhatika titik-tolak tadi, maka penulis secara terus-menerus akan berusaha menyesuaikan pertimbangannya dengan selera pembaca. Dalam artian yang lebih luas, resensi itu dibuat juga untuk memberikan pertimbangan terhadap karya-karya seni lainya, seperti drama, film, sebuah pementasan, dan sebagainya.
C.        DASAR RESENSI Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua, ia harus menyadari apa maksudnya membuat resensi itu. Dari kata pengantar atau dari pendahuluan dapat diketahui tujuan pengarang buku. Dengan menilai kaitan antara tujuan sebagaimana ditulis dalam kata pengantar atau pendahuluan serta realisasinya dalam seluruh karangan itu, penulis resensi akan mempunyai bahan yang cukup kuat untuk dapat menyampaikan sesuatu kepada para pembaca. Penulis resensi harus memperhatikan kewajiban mana yanga harus dipenuhinya, yaitu kewajiban terhadap para pembaca, dan bagaimana penilaianya terhadap buku itu.
D.        SASARAN-SASARAN RESENSI Penulis harus menetapkan sasaran-sasaran yang harus dicapai untuk membuat suatu resensi yang baik. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah: a. Latar Belakang Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingi disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu. Penulis menyampaikan ikhtisar atau ringkasan buku itu, sehingga pembaca akan memperoleh gambaran mengenai isi buku itu. Semua hal mengenai latar belakang buku itu yang kiranya perlu diketahui pembaca. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui sedikit mengenai buku itu. b. Macam atau Jenis Buku Penulis harus menunjukan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana. Penulis harus mengklasifikasikan mengenai buku itu. Dengan memasukan ke dalam kelas buku tertentu, maka dengan mudah penulis dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dengan buku-buku lain yang termasuk dalam kelompok yang sama itu. Perbandingan mengenai buku itu, akan membuat para pembaca tertarik dan ingin membaca isi buku tersebut. c. Keunggulan Buku Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Buku-buku yang sama jenisnya bisa menunjukan perbedaan yang sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok yang khusus. Buku-buku yang non fiktif sangat berbeda satu sama lain, itulah yang menyebabkan perbedaan nilai dan keunggulan yang dimilikinya. Keunggulan buku dapat dilihat dari kerangka buku itu. Hubungan bagian yang satu dengan yang lain terjalin secara harmonis, jelas, dan memperhatikan perkembangan yang masuk akal atau tidak. Bagian terdahulu menjadi sebab atau dasar bagi bagian yang menyusul. Bahasa merupakan unsur penting dalam masalah keunggulan buku. Bahasa yang baik dinilai dari struktur kalimatnya, hubungan antar kalimat, serta pilihan kata yang dipergunakan. Semuanya akan menciptakan pula gaya bahasa yang dipakai. Tidak ada dua buku (buku fiktif atau non fiktif) yang sama gaya bahasanya. Penulis resensi dapat mengemukakan mengenai masalah teknis. Sebuah buku yang baik harus pula ditampilkan dengan wajah yang baik. Baik dalam artian yang menyangkut lay out, kebersihan terutama pencetakannya. Kesalahan dalam pencetakan akan mengganggu para pembaca, untuk itu perlu diberi catatan mengenai kesalahan-kesalahan pencetakan. Seorang penulis resensi harus berusaha dengan tepat menunjukan keunggulan buku itu dengan memberikan penilaian langsung, dengan member kutipan-kutipan yang tepat dan menunjukan pertalian kompak antara bagian-bagiannya. Menilai sebuah buku berarti member saran kepada pembaca untuk menolak atau menerima kehadiran buku itu.
E.        NILAI BUKU Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainya. Ada banyak vareasi dasar bagi resensi dengan menggunakan sasaran penilaian, yakni organisasi, isi, bahasa, dan teknik. Seorang penulis resensi, pengarang harus tetap mengingat tujuan, mengemukakan pendapat-pendapatnya dengan jelas, secara khusus dan selektif. Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku.
1.                  Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2.                  Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3.                  Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.
F.         Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1. Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c. penerbit;
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).
3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d. memaparkan keunikan buku;
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.
4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.
CONTOH RESENSI :
Kiai Komplet Bernama Gus Mus Judul : Gus Mus, Satu Rumah Seribu Pintu Penulis : Abdul Munir Mulkan dkk (31 penulis) Penerbit : Kerja sama Fak Adab UIN Sunan Kalijaga dan LKiS Yogya Editor : Labibah Zain dan Lathiful Khuluq Cetakan : I, Mei 2009 Tebal : xxiv + 295 halaman SAAT terjadi kekerasan yang dialamatkan pada jamaah Ahmadiyah tempo dulu, KH Mustofa Bisri menjadi tokoh utama yang menentang. Menurut Gus Mus-sapaan akrabnya- jamaah Ahmadiyah diibaratkan orang yang hendak ke Surabaya tapi lewat Jakarta dulu. ‘Orang bingung’ semacam ini menurut Gus Mus harus dinasihati dan diberi pengertian, bukan malah dihadiahi pentungan. Itulah gambaran seorang Gus Mus. Betapa nilai humanisme Kiai Rembang ini telah menyungsum hingga tulang. Bahkan lebih dari itu, telah menjadi ruh kehiupan. Dan buku yang diterbitkan sebagai hadiah bagi Gus Mus dalam rangka penganugrahan gelar Doktor Honoris Causa (DR HC) dari Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga beberapa waktu lalu. Boleh dibilang buku ini merupakan buku ‘keroyokan’. Tercatat 31 penulis menyumbangkan tulisan lengkap dengan kesan yang mereka yangkap dari sosok pengasuh PP Raudlatut Thalibin. Misal saja Amin Abdullah menuliskan bahwa dalam menyikapi masalah social keagamaan, Gus Mus dapat berpikir literal, out off the box, di luar kelaziman (hal 199). Lain lagi dengan Bakdi Sumanto yang menyebkut dengan tegas Gus Mus adalah nurani bangsa yang hilang (171). Bahkan Abdul Munir Mulkhan sempat dibuat malu sendiri oleh sikap kebersahajaan yang pernah ditunjukan Gus Mus (hal 168). Singkat kata, buku ini bercerita dan menyoroti Gus Mus dari banyak aspek kehidupan. Seperti dalam bingkai kajian sastra, puisi, prosa, keluarga, pemikiran kaum muda, kajian social budaya dan dalam bingkai persahabatan. Sehingga membaca buku ini terasa bagi kita menyelami kehidupan seorang tokoh yang ditakdirkan sebagai sosok kiai yang juga penyair, seniman, budayawan, esais, pelukis dan banyak lagi sebutan lainnya. Ibarat sebuah rumah, Gus Mus memiliki seribu pintu yang dapat dimasuki setiap tamu. Uniknya, budayaan kondang sekaliber Emha Ainun Nadjib pun merasa ‘cemburu berat’ pada Gus Mus. Konon di usia sepuh, tulis Cak Nun, Gus Mus makin ganteng, wajah dan kulitnya berubah tampak lebih putih. Di saat orang dari Sabang sampai Merauke diam-diam merasa frustasi, Gus Mus malah tampil sumringah dengan seluruh wajah terlihat tersenyum. Maka tak heran, ‘makhluk’ bernama Doktor Honoris Causa kesengsem dan melamar untuk menjadi sandangannya (hal 251). -g (Brahma Aji Putra, mhs Fak Dakwah UIN Sunan Kalijaga)
G.                            TUJUAN RESENSI
1. Tujuan Resensi
Sebelum meresensi, hendaknya peresensi memahami tujuan resensi.
Apa sebenarnya tujuan resensi. Jika diamati, pemuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
c. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah buku itu
pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
d. Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti berikut.
- Siapa pengarangnya?
- Mengapa ia menulis buku itu?
- Apa pernyataannya?
- Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?
- Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
e. Untuk segolongan pembaca, resensi mempunyai tujuan berikut:
- membaca agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku;
- setelah membaca resensi berminat untuk membaca atau mencocokkan seperti apa yang ditulis dalam resensi;
- tidak ada waktu untuk membaca buku, kemudian mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.
 KESIMPULAN
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Untuk memberi pertimbangan atau penilaian secara obyektif atas sebuah hasil karya atau buku, penulis harus memperhatikan dua faktor, yaitu: pertama, penulis resensi harus memahami sepenuhnya tujuan dari pengarang aslinya, dan kedua, ia harus menyadari apa maksudnya membuat resensi itu. Pokok-pokok yang dapat dijadikan sasaran penilaian sebuah buku atau karya adalah: a. Latar Belakang Penulis dapat mengemukakan tema dari karangan itu. Apa yang sebenarnya ingin disampaikan pengarang dari bukunya itu. Hal ini dapat dilengkapi dengan deskripsi buku itu. b. Macam atau Jenis Buku Penulis harus menunjukan kepada pembaca buku yang baru diterbitkan itu termasuk dalam golongan buku yang mana. c. Keunggulan Buku Faktor kedua yang dipergunakan untuk memberi evaluasi adalah mengemukakan segi-segi yang menarik dari buku tersebut. Buku-buku yang sama jenisnya bisa menunjukan perbedaan yang sangat besar, baik dalam segi penulisan maupun dalam segi penetapan pokok yang khusus. Nilai sebuah buku baru akan lebih jelas bila dibandingkan dengan karya-karya lainnya, baik yang ditulis oleh pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang-pengarang lainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar